Rabu, 26 September 2012

KAYAK BATIK dari JOGJA


Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada, yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an. Setelah kemerdekaan Indonesia, barulah para seniman dan perajin memperkenalkan batik lukis, bahkan tidak terbatas dengan media kain.

Dewasa ini, motif batik sering diadopsi oleh para seniman untuk berkarya sekaligus menunjukkan penghargaannya terhadap batik dan budaya lokal yang adiluhur. Beragam media digunakan untuk berkarya, mulai dari kayu, kaca, dinding bangunan, bahkan mobil dan alat transportasi lainnya.

Begitu pula dengan Kayaking Jogja. Sebagai insan berbudaya – yang asli dari Jogja – kami juga ingin menunjukkan penghargaan kami terhadap seni batik ini, sekaligus menunjukkan ke-lokalan kami, dengan melukis motif batik pada kayak buatan kami sendiri.

Bekerja sama dengan desa wisata Kalibuntung, Pundong-Bantul, proses pem-batik-an kayak ini seluruhnya dikerjakan disana. Dari mulai desaign, sketsa, dan pelapisan akhir semuanya dikerjakan oleh seniman asli dusun Tangkil (Kalibuntung). Kayak ini yang merupakan sarana pendukung kegiatan wisata di desa wisata kalibuntung, dibatik dengan teknik lukis menggunakan cat akrilik yang dilapisi dengan cat clear.
  


Rabu, 29 Agustus 2012

Merambah Ujung Winongo Kecil


Nama kali Winongo sudah tidak asing lagi bagi warga Jogja. Sungai ini membelah kota Jogja bagian barat,  melintasi daerah Bener, Tegalrejo, Pakuncen, Wirobrajan, Patangpuluhan, lalu berbelok di sebelah selatan Pasar Niten menuju Bantul, lalu terbagi dua yang masing masing bermuara di laut selatan. Satu di Pantai  Parangtritis, dan yang lain bermuara di Pantai Samas.  Meskipun tidak berhulu di Merapi, sungai Winongo kerap meluap dan menimbulkan banjir saat musim penghujan, terutama di daerah sepanjang aliran sebelum sungai ini terpecah menjadi dua.


Winongo Kecil yang resik dan asri
Pecahan sungai Winongo yang mengalir di sepanjang jalan Samas (mulai dari daerah Palbapang sampai pantai Samas) sering disebut Winongo Kecil oleh masyarakat sekitar. Sungai ini mengalir lembut tepat di sebelah jalan raya yang menghubungkan kota Bantul dengan pantai Samas.

Beberapa kilometer sebelum mencapai muara, sungai ini penampangnya semakin melebar dan berarus tenang sebelum akhirnya menyempit dan berbelok tajam kearah barat saat memasuki daerah Pantai Selatan. Setelah badan sungai berbelok, jenis arusnya berubah menurut pasang surut laut selatan. Kadang berarus balik yang kuat pada saat pasang naik, kadang arus diam yang tenang pada saat puncak laut pasang, dan kadang arus nya berubah agak liar pada saat permulaan surutnya air laut.

Di penggal sungai  dengan arus yang agak ‘aneh’ inilah Kayaking Jogja beberapa saat yang lalu berkesempatan  untuk berkayak menuruni aliran menuju muara sungai di sekitar pantai Samas.




Cuaca cerah siang itu…, terlalu cerah untuk dilewatkan begitu saja di rumah. Kamipun lalu  meluncur ke selatan  meninggalkan Jogja, membelah kota Bantul, menuju pantai selatan. Diatap mobil kami kemas sedemikian rupa delapan kayak lipat beserta perlengkapannya, siap untuk melakukan pengarungan.  Beberapa kilometer sebelum tiba dipantai, mata kami terus menatap dengan cermat aliran sungai winongo kecil yang mengalir tepat di sepanjang tepi jalan. Permukaan airnya hampir sejajar dengan jalan raya, pertanda air laut sedang pasang. Gurat-gurat di permukaan air sungai berkejaran ke arah hulu, mengikuti arah angin yang siang itu terasa amat kuat menerpa.

Meninggalkan starting point


Memasuki daerah pantai Samas kami disambut oleh angin dingin yang datang dari selatan, dan wajah arus balik yang tergambar jelas di permukaan sungai. Siang itu kami berencana  memulai pengarungan mulai dari jembatan terakhir sebelum memasuki daerah pantai dan berakhir di sisi barat danau air payau yang menjadi muara sungai Winongo Kecil tak jauh dari garis pantai.




Ari Sikil (safety officer) memimpin
Di pantai samas, setelah melakukan pengamatan dan persiapan yang diperlukan, kami segera bergerak menuju starting point, menurunkan kayak, membagi logistik, memeriksa semua alat keselamatan, lalu satu persatu mulai mendayung menuju muara. Ada empat Junior Kayaker yang terlibat dalam pengarungan kali ini (salah satunya harus di tandem karena masih berusia 3th) sehingga kami harus extra hati-hati memilih lajur arus yang aman untuk dilalui.






konvoi
Meninggalkan starting point dibawah jembatan, kami langsung di sergap arus balik yang kuat, yang berpadu dengan angin kencang dari arah depan. Pengarungan berjalan lamban pada awalnya karena arus balik tidak bisa dilawan dengan mudah. Beberapa kali angin menghempas kayak kami ke tepian sungai yang dipenuhi rerumputan. Tetapi beberapa saat setelah terbiasa dengan arusnya (juga terpaan angin), kami bisa dengan leluasa mendayung, mengarahkan kayak kami masing-masing ke arah yang seharusnya.



Dataran di sepanjang pinggiran sungai terasa luas dan datar tanpa pepohonan tinggi. Vegetasi khas pesisir membatasi air sungai dengan dataran luas di sekitar sungai. Pandan laut yang berduri, kelapa, rumput ilalang berdaun tajam, dan sesekali pohon cemara udang mewarnai awal pengarungan kami. Di tikungan sungai pertama setelah start, air sungai meluap membentuk rawa-rawa temporer yang terbentuk karena air pasang. Beberapa pohon bakau tampak menyembul diantara rumput dan ilalang yang terendam air, meliuk rendah karena terpaan angin selatan.



Memasuki tikungan kedua angin sedikit melemah meskipun arus balik terasa semakin kuat menghambat laju kayak kami. Badan sungai berbelok ke arah matahari terbit dan di tepian sebelah kanan tebing sungai berbatu menjulang lumayan tinggi, rimbun oleh pandan laut yang membentengi kami dari terpaan angin. Belasan ekor kepiting coklat bergegas menyembunyikan diri di balik akar pandan begitu melihat dayung kami berkecipak tak jauh dari tempat mereka berkumpul. Di situ kami disapa oleh penduduk setempat yang sedang menebar jaring untuk menangkap kepiting coklat. Di daerah itu memang terdapat banyak sekali kepiting coklat yang lezat dan bernilai jual tinggi. Vegetasi yang lebat dan sungai yang tampak sehat dan minim polusi mungkin menjadi salah satu alasannya.



Setelah berkelok-kelok menghindari jaring nelayan penangkap kepiting, kami terus melaju memasuki tikungan berikutnya. Kali ini sungai mengarah lurus ke selatan. Tepiannya melebar dan tumbuhan bakau tampak menonjol diantara tumbuhan lain yang memenuhi tepian sungai. Di situ arus balik membentuk alur ombak berlawanan dengan arah kayak kami. Melawan ombak yang konstan bukanlah hal yang sulit bagi kami dan kayak kami, namun tidak demikian halnya dengan para Junior Kayaker yang dengan cepat terlihat kewalahan menghadapinya. Sebelum mereka merasa frustrasi dan menyerah, kami tak henti menyemangati dan memuji semua tindakan yang mereka lakukan untuk terus maju menghadapi rintangan.



Akhirnya hamparan perairan yang luas terlihat dikejauhan. Kami semakin mendekati muara. Badan sungai melebar hingga terlihat seperti tak bertepi. Ratusan bibit mangrove yang baru ditanam tepat di kanan dan kiri mulut muara terlihat sehat dan bahagia, meski masih tampak ringkih menahan angin yang semakin deras. Dari mulut muara kami bisa melihat dengan jelas kapal-kapal nelayan yang tertambat jauh diseberang kami. Tak lama kemudian kami meninggalkan sungai dan mendayung kayak kami menyeberangi danau air payau yang saat itu permukaannya naik karena air pasang. Air pasang telah membuka jalan bagi kapal-kapal nelayan untuk memasuki danau dan berlindung dari ganasnya ombak laut selatan. Kami mendayung ke arah barat menuju pantai samas, melawan ombak air pasang dan angin selatan yang kuat. Beberapa kali kami dihempas angin, menggeser kayak kami ke kanan. Semuanya tampak bersemangat menuju tepi barat danau itu, tempat dimana kami akan mengakhiri pengarungan.


Setelah lebih dari satu jam berjuang menuju tepian danau, akhirnya satu persatu kami mendaratkan kayak kami di pasir yang lembut. Pengarungan hari itu diakhiri dengan pemandangan dahsyat matahari yang tenggelam dan obrolan yang menyenangkan dengan penduduk sekitar pantai.


Pengalaman yang menakjubkan….!




Jangan lupa…. Tetap cintai sungai yaaa…….!!!!


Salam lestari,
Kayaking Jogja












Senin, 23 Juli 2012

BOGOWONTO - Kayak Trip


Memperluas wawasan dan memperdalam pengetahuan tentang karakteristik sungai tentu mustahil dilakukan jika kita hanya berkutat di satu sungai saja. Karena itulah beberapa waktu yang lalu kami – team operasional KAYAKING JOGJA – meluncur ke arah barat dan mendayung kayak kami di arus sungai BOGOWONTO, di daerah Bagelen, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Peta lokasi pengarungan

Sungai Bogowonto adalah sungai yang terletak di wilayah Provinsi Jawa tengah yang bermuara ke Laut Selatan tepatnya di sebelah barat pantai Congot, Kabupaten Kulonprogo. Sungai ini berhulu di dataran tinggi di daerah Kedu, di sekitar lereng gunung Sumbing dan merupakan satu dari dua sungai cukup besar di Jawa Tengah yang bermuara ke pantai selatan, selain Sungai Serayu.

Sungai Bogowonto merupakan batas alam bagian barat bagi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan wilayah Bagelen (sekarang Kabupaten Purworejo). Menurut sejarahnya, Sungai ini  mempunyai peranan yang sangat besar dalam perjalanan sejarah kerajaan Mataram Kuno (Hindu). Maharaja kerajaan Mataram Kuno terbesar yaitu Sri Maharaja Balitung Watukoro bahkan diebut-sebut berasal dari daerah Bagelen, sebuah wilayah yang berada di sepanjang aliran sungai Bogowonto. Nama ‘Watukoro’ kemudian disebut menjadi nama sungai Bogowonto pada waktu itu. Sungai watukoro kemudian disebut sungai Bogowonto karena pada waktu itu  di tepiannya sering terlihat pendeta (Begawan) yang sedang bersemedi atau bertapa.

Bogowonto yang asri
Berkayak menyusuri sungai yang telah menjadi bagian dari sejarah pekembangan kerajaan Mataram Hindu Kuno tentu merupakan sensasi tersendiri bagi kami. Selain untuk memperluas wawasan, perjalanan kayak ini juga memperdalam pengetahuan kami tentang karakter sungai dan berbagai macam permasalahannya. Selain itu pengarungan ini dapat di jadikan bahan referensi yang penting bagi kami penggiat kegiatan berkayak.




Beberapa hari sebelum pengarungan dimulai, kami telah mengumpulkan banyak informasi penting mengenai sungai ini. Salah satu yang terpenting adalah menentukan starting point dan finish-nya. Jarak pengarungan beserta durasi juga menjadi hal penting yang harus kami putuskan sebelum pengarungan, begitu juga pengetahuan umum mengenai sungai ini. Browsing di internet dan bertanya langsung kepada pihak-pihak terkait menjadi andalan kami dalam mengumpulkan informasi. Setelah infomasi lengkap kami dapat, kami-pun memutuskan untuk mengarungi bagian bawah sungai ini, dengan jarak sekitar 8km, mulai dari daerah Karangsari, Bagelen, Purworejo, melewati Karangnongko, Sindutan, Jogoboyo, lalu finish di muara sungai ini di Pantai Congot, Temon, Kulonprogo.

Setelah start

Kami memulai pengarungan di suatu tikungan sungai di daerah Karangsari, tak jauh dari jalan utama Wates – Purworejo. Starting point ini mempunyai kedalaman tak lebih dari 1 meter dan lebar sungai hanya sekitar 30 meter. Meskipun berada tepat di tikungan sungai, arus di starting point ini sangat tenang sehingga memudahkan kami untuk memulai pengarungan. Dengan elevasi sekitar 15 meter dari muara sungai, pengarungan ini menjanjikan arus yang tidak begitu deras, apalagi lebar sungai cukup konstan melebar ke arah hilir – tidak terdapat penyempitan badan sungai- sehingga tidak ada perubahan kecepatan arus yang cukup berarti.

menikmati pemandangan
Begitu meninggalkan starting point, kami langsung berhadapan dengan wajah sungai yang cukup menawan. Vegetasi di pinggiran sungai cukup beragam dan menarik. Mulai dari sengon, deretan pohon angsana, mahoni, dan pohon waru yang berjuntai hingga menjorok ke badan sungai, juga Rumpun bambu dan kelapa yang cukup mendominasi sepanjang pinggiran sungai. Keseluruhan badan sungai di awal pengarungan terletak agak jauh dari pemukiman sehingga sampah domestik jarang sekali ditemui di sungai ini.




menelusuri dinding batu
Penampang bebatuan andesit yang sebagian besar berderet di dinding sungai ini membuktikan bahwa banjir tahunan yang selalu melanda sungai ini tidak berpengaruh terhadap bentuk sungai. Batuan andesit ini - batuan tua yang telah ada di pinggiran sungai sejak letusan gunung sumbing yang terakhir (1730) -  terlihat indah berderet di sepanjang dinding sungai hingga ke pinggirannya dan menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi ikan-ikan dan bermacam hewan air yang lain. Apalagi dengan sampah yang sangat jarang dijumpai di sungai ini memperlihatkan bahwa sungai Bogowonto layak disebut sebagai sungai yang sehat dan minim polusi.

Deretan bebatuan andesit 

Mendayung di kerindangan pohon.
Sekitar 1km setelah start, angin menyerbu konvoi kayak kami, membentuk alur ombak  yang cukup untuk menggoyang kayak kami. Kayuhan sedikit terhambat, tapi pemandangan indah membayar lunas halangan kecil ini. Apalagi karena kami menyertakan seorang ‘junior kayaker’ yang masih berusia  9 tahun di dalam konvoi kami, kehati-hatian menjadi hal mutlak yang harus kami jaga. Sekitar setengah jam kemudian – ketika kami meninggalkan tikungan yang kedua, karakter sungai berubah; angin tidak lagi menyerbu dari depan melainkan dari arah samping sehingga mendorong kayak kami ke tepi sebelah kiri sungai. Beruntung banyak deretan pepohon menjuntai sampai ke badan sungai sehingga kami bisa mendayung sembari menghindari sengatan matahari.






Berteduh



Tikungan ketiga – saat kami meninggalkan desa Karangnongko - kami lewati dengan mudah. Tapi di balik tikungan angin kembali menerjang dari arah depan, membuat alur gelombang kembali menghadang. Di penggal sungai ini selain angin dan ombak sungai yang terus mengguncang, kami dipersulit oleh dangkalnya sungai. Kedalaman rata-rata hanya sekitar 30cm hingga dayung kami tidak bisa melesak dengan leluasa ke dalam air. Kayuhan menjadi terhambat meskipun kayak yang kami gunakan masih bisa dengan bebas melenggang bahkan di kedalaman kurang dari 30cm. Beberapa kali kami harus berhenti di kerindangan pohon waru untuk sekedar beristirahat dan menikmati pemandangan.

Berhenti sejenak


Dibawah naungan pohon waru


Sungai melebar di tikungan Sindutan



Penampang sungai semakin melebar, dimulai dari pertengahan pengarungan ketika kami memasuki daerah Sindutan. Muara sungai semakin dekat; angin laut mulai terasa dan air sungai terasa payau. Tetapi memasuki alur Sindutan, arus sungai justru melemah. Alirannya lambat dan arus hampir tak bergerak. Di penggal sungai ini, alirannya berjajar dengan jalan raya sindutan, yang merupakan jalan lintas pantai selatan. Di sisi selatan sungai rumah-rumah penduduk berjejer yang menjadi pembatas antara sungai Bogowonto dengan jalan raya Sindutan.



Menuju muara
Kami terus melaju meninggalkan Sindutan, melewati jembatan, dan mendayung lurus ke arah muara. Jembatan yang kami lewati adalah jembatan di jalan Deandels (jalur lintas selatan), dan dari situ wajah sungai benar-benar berubah. Kedua sisinya tidak lagi berdinding bebatuan andesit, tapi rumpun pohon mangrove yang menjadi latar depan deretan pohon-pohon kelapa. Tepian sungai tak lagi berpasir melainkan lumpur coklat pekat khas daerah muara. Lebar sungai bertambah secara signifikan menjadi lebih dari 80m dan kedalaman sungai berkurang drastis kurang dari 50cm.

Menerobos pohon tumbang


Galang (9th) Junior Kayaker

Beberapa puluh meter setelah jembatan Deandels, konvoi kami harus melaju melawan gempuran ombak yang secara konstan menerjang dari arah depan. Angin bertambah dahsyat dan cipratan air terasa asin di mulut kami. Namun, gerombolan ikan yang meloncat-loncat seiring dengan kayuhan dayung kami membuat suasana tetap riang dan mencengangkan. Gerombolan ikan kecil itu terus menemani laju kayak kami sampai akhirnya kami mendarat dengan mulus di pasir pantai Congot yang hitam dan lembut.

Dangkal dan berombak menjelang muara
Beberapa saat menjelang finish
Melawan arus ombak muara


Finish di pasir pantai Congot
Kedatangan kami disambut oleh anak, istri, dan keluarga masing-masing yang dengan setia menunggu kami di Pantai Congot. Nikmatnya kopi ‘senthak’ menjadi pertanda berakhirnya pengarungan kami.

Angkat topi dan salut untuk warga di sepanjang sungai Bogowonto yang selalu menjaga kebersihan, kesehatan, serta keindahan sungai. Semoga dapat dijadikan teladan bagi warga yang bermukim di sepanjang sungai-sungai lain.

Dan buat sodara-sodara semuaaaa..... jangan lupa....., tetap cintai sungai yaaa......!!


Muara sungai Bogowonto di sore yang indah


Salam lestari,

Kayaking Jogja




Selasa, 17 Juli 2012

Tips Keselamatan ber-Kayak


Berikut adalah tips-tips keselamatan yang bisa anda lakukan untuk membuat perjalanan kayaking anda semakin aman dan nyaman;



PAKAILAH LIFE JACKET…. Meskipun perjalanan kayaking kita kebanyakan dilakukan di sungai yang dangkal dan berarus tenang, ada kemungkinan kecelakaan terjadi karena  membentur batu atau dasar sungai, batang pohon yang tenggelam, atau bahkan membentur kayak kita sendiri saat terbalik. Ada beberapa spot di perairan sungai yang kita bahkan tidak terlalu mengenalnya secara detail sehingga kayak kita mungkin terbalik di ceruk yang dalam dan mengandung arus putar yang kuat. Life Jacket adalah hal terpenting untuk di kenakan sebelum kita duduk di kokpit kayak dan mulai mendayung. Tidak hanya sebagai pelampung, tetapi juga sebagai alat pelindung hipotermia pada saat yang tak terduga. Saat kita mengalami kecelakaan di perairan, Life Jacket bisa terlihat dengan jelas oleh teman kita atau bahkan regu penolong…., bahkan dapat membantu kita untuk tetap menghadap ke atas saat kita pingsan karena benturan. Jadi… kita HARUS memakainya.  




BUAT FLOAT PLAN... Jika anda merencanakan satu perjalanan berkayak, seseorang harus tahu saat anda mengalami hal buruk di tengah perjalanan, dan salah satu cara yang terbaik adalah memberitahu seorang teman atau keluarga anda terlebih dahulu sebelum anda memulai perjalanan anda. Beritahukan nama-nama teman seperjalanan anda, tempat atau nama sungai yang akan anda jelajahi; di titik mana anda akan mulai dan di titik mana anda akan mengakhiri perjalanan anda, kapan anda berencana untuk tiba di tepat tujuan dan rencana-rencana perhentian anda. Sebaiknya anda juga menyertakan nomor-nomor  telepon penting untuk di hubungi saat anda tidak bisa tiba di waktu yang telah direncanakan. Float Plan seharusnya dibuat lebih detail lagi manakala anda merencanakan untuk menjelajahi sungai dalam waktu lama.




JUJUR TERHADAP DIRI SENDIRI... Memahami kemampuan dan keterbatasan diri sendiri sangatlah penting. Anda harus jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap teman seperjalanan. Hidup anda dan teman seperjalanan anda sangat tergantung bagaimana memahami kemampuan masing-masing.   Jika anda menganggap diri anda lebih dari yang anda bisa, saat terjadi hal yang buruk teman seperjalanan anda akan mengharapkan bantuan yang sebetulnya anda tidak mampu memberikannya. Jika anda seorang pemula… akuilah. Jika anda sudah berpengalaman,  biarkan mereka tahu. Kita harus membuat perjalanan senyaman mungkin dengan  membiarkan teman seperjalanan kita memahami kelebihan dan keterbatasan kita, sehingga saat hal buruk benar-benar terjadi, kita bisa memutuskan sesuatu dengan tepat dan cepat tanpa tergantung pada orang yang salah.



PAHAMI KEADAAN CUACA... Sungai-sungai di Indonesia mudah sekali terjadi banjir pada saat-saat tertentu. Ini sangat membahayakan bagi pelaku petualangan seperti anda. Merencanakan suatu perjalanan kayaking sudah seharusnya juga memperhitungkan masalah cuaca.  Perbekalan dan logistik yang kita bawa untuk kenyamanan perjalanan juga perlu disesuaikan dengan keadaan cuaca. Pastikan anda mencatat keadaan cuaca pada saat merencanakan perjalanan kayaking anda agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terpaksa melakukan perjalanan pada musim yang berbahaya, alat komunikasi yang tahan air sangat penting untuk disertakan dalam daftar perbekalan yang akan anda bawa.




PAHAMI KEADAAN ARUS SUNGAI... Jangan mengarungi arus sungai yang melampaui kemampuan anda dan kayak yang anda gunakan. Arus yang belum anda pahami bukanlah tempat untuk menguji kemampuan anda, juga bukan tempat yang baik untuk mendapatkan pujian. Setiap jeram dan arus sungai mempunyai tantangan dan tingkat bahaya yang berbeda-beda. Bahkan kayaker yang sudah berpengalaman butuh penyesuaian dengan arus sungai sebelum memutuskan untuk menjajalnya.  Jika anda belum mengenal sungai yang anda jelajahi dengan baik, scouting  (pengamatan) adalah hal paling bijaksana yang harus anda lakukan. Menepilah di tempat yang tenang, dan lakukan pengamatan yang mendalam terhadap spot yang terlihat berbahaya.  Putuskan alur yang teraman untuk dilalui dan diskusikan dengan teman seperjalanan anda.  Pikirkan beberapa kemungkinan jika keadaan darurat terjadi. Jika kayak yang anda gunakan atau skill anda tidak memungkinkan untuk mengarunginya, portaging adalah pilihan yang paling aman. Angkat kayak anda dan berjalanlah menyusuri tepi sungai untuk menghindari ‘danger spot’ dan mulailah berkayak lagi di luar area berbahaya tersebut.      


PAHAMI KEADAAN AIR SUNGAI... Biasanya setelah hujan lebat, kecepatan dan debit air sungai meningkat, menciptakan jeram-jeram tak terduga, bahkan juga membawa berbagai macam material pada alirannya. Batu-batuan, batang pohon, bahkan sampah domestic bisa terbawa arus dengan mudahnya. Material-material seperti ini sering mengakibatkan kecelakaan fatal. Material bawaan seperti ini bisa di bedakan menjadi tiga; mengapung di permukaan, bergerak dibawah permukaan, dan terhenti di dasar sungai.  Material yang bergerak dibawah permukaan atau yang tersangkut didasar sungai sangat berbahaya bagi kayaker seperti anda karena tidak terlihat. Perlu diingat 
hujan di Indonesia sering bersifat  regional. Mungkin saja anda berkayak di tepat yang cerah, pada saat yang sama  di hulu sungai terjadi hujan badai yang lebat. Keadaan seperti ini bisa mendatangkan banjir yang tiba-tiba dan sangat berbahaya.  Mencermati cuaca di arah hulu sangat di anjurkan agar anda lebih paham terhadap keadaan air sungai tempat anda melakukan penjelajahan.




JANGAN BERKAYAK SENDIRIAN... Berkayak sendiri tanpa teman pendamping sangat tidak disarankan. Terutama jika anda termasuk golongan pemula dan belum mengenali sungai tempat anda berkayak dengan baik. Berbagai kemungkinan bisa terjadi selama perjalanan, dan sangat mungkin anda akan membutuhkan seseorang, terutama dalam keadaan  darurat dan mendesak.  Meskipun demikian, solo kayaking bisa anda lakukan dengan persiapan yang serius didalam trek yang tidak terlalu panjang. 

   

PAKAIAN YANG TEPAT... Berpakaianlah yang tepat dan senyaman mungkin, disesuaikan dengan kondisi cuaca dan keadaan sekitar sungai. Pakaian dengan lengan panjang sangat disarankan terutama jika anda melakukan perjalanan di siang hari. Sengatan matahari bisa membuat kulit anda terbakar dan iritasi.  Ingat, kulit yang basah lebih mudah menyerap sinar ultra violet dari matahari sehingga lebih mudah terbakar. Pakailah pakaian dengan bahan yang mudah kering. Dalam trek panjang, jika anda tetap memutuskan untuk mendayung di malam hari, pakailah pakaian ringan yang hangat. Bahan katun sangat tidak disarankan untuk dipakai pada pengarungan malam hari karena katun ‘mengusir’ panas tubuh anda pada saat basah. Di siang hari, pakailah topi yang lebar untuk melindungi kepala, tengkuk, mata dan telinga anda dari sengatan matahari




PAKAILAH KACAMATA... Anda mungkin membutuhkan tali untuk kacamata anda. Hal ini sangat penting supaya anda tidak kehilangan kacamata pada saat anda terguling ke dalam air. Kacamata pelindung matahari sangat disarankan terutama bagi anda yang sensitif terhadap sinar matahari. Kontak langsung dengan sinar matahari dalam waktu yang lama dapat membuat kepala anda nyeri dan terasa pusing. Pastikan kacamata anda mengandung proteksi terhadap sinar ultra violet. 




ALAS KAKI... Jangan lupa memakai alas kaki saat berkayak. Sepatu yang ringan atau sandal yang bertali sangat disarankan untuk kegiatan ini. Anda mungkin harus beberapa kali menjejakkan kaki di dasar sungai, dan anda mungkin tidak menduga apa yang tergeletak disana. Bisa saja patahan ranting yang runcing, atau batu yang tajam yang bisa melukai kaki anda. Permukaan tanah di sekitar sungai yang berbatu juga bisa menjadi hal yang berbahaya bagi kaki anda. Perjalanan anda tidak akan nyaman jika anda melakukannya dengan kaki yang terluka.  



 
BAWALAH PERLENGKAPAN YANG TEPAT.... Bawalah dayung cadangan dan beberapa spare part yang penting untuk perbaikan kayak anda dalam keadaan darurat.  Tali tambahan juga akan sangat berguna jika anda membawanya serta – paling tidak sepanjang 20 meter. Tapi berhati-hatilah saat mengemas tali ini di dalam kayak anda. Jangan sampai kaki anda malah terjerat tali anda sendiri saat kayak anda terguling.  Anda juga akan sangat membutuhkan perlengkapan P3K untuk diri anda sendiri. Bawalah obat-obatan yang sudah ada kenal untuk jenis penyakit tertentu. Lotion anti nyamuk, lotion anti sinar matahari, snack, dan makanan juga perlu untuk di bawa serta. Alat komunikasi, baterai cadangan, dompet, alat masak, korek, dan barang-barang penting lainnya sebaiknya disimpan di dalam ‘dry bag’ atau kantong yang kedap air dan di kemas rapi di dalam kayak anda. Ingatlah untuk tidak meletakkan perlengkapan anda di tempat yang bisa mengganggu anda untuk keluar masuk dari kayak anda, sehingga anda bisa cepat menyelamatkan diri pada saat kayak anda terguling.


MEMUAT PERLENGKAPAN...Bagilah beban dengan merata di dalam kayak anda saat anda memuat perlengkapan. Cari cara yang tepat untuk menghemat tempat dan sesuaikan beban dengan kemampuan kayak anda.  Pastikan anda membagi beban muatan di dalam kayak anda secara seimbang di kesemua sisi, depan dan belakang. Jika anda membawa muatan tambahan di luar kayak anda, pastikan ikatannya kuat dan kencang sehingga tidak melorot kesana-kemari.



    
JAGA JARAK... Pada bagian sungai yang berarus atau pada aliran yang sempit, jaga jarak yang aman dengan kayak yang lain. Jangan dekat…., dayung mundur jika perlu untuk mengatur jarak. Kayak yang paling depan harus menunggu setelah melintasi spot yang sulit. Jika ada yang terjebak dalam kesulitan berhentilah dan tawarkan bantuan. Jangan memasuki spot yang sulit secara bersamaan untuk menghindari benturan. Selalu berhati-hati jika giliran anda tiba untuk melintasi spot tersebut.  Setelah semua berhasil melampaui arus, evaluasi hasilnya agar kecakapan anda meningkat. 
    

HINDARI ARUS BANJIR... Sebagai kayaker yang lumayan berpengalaman, saya ingat sensasi melintasi arus banjir di sungai Elo dengan inflatable kayak. Tetapi, kayak yang anda gunakan – dan skill anda – belum tentu seukuran dengan kuatnya arus banjir. Banjir setelah hujan lebat bisa menghasilkan tekanan berton-ton beratnya, dan jika kayak anda tereret alirannya, hanya seorang pro yang bisa mengendalikannya. Besar kemungkinan kayak anda terhempas di batang pohon, pondasi jembatan, atau bahkan, tebing sungai yang keras. Kayak anda juga bisa terjepit diantara pohon-pohon tumbang, atau bebatuan sungai. Jadi…, sebaiknya jangan berkayak selagi banjir.  Dan, jika anda kebetulan sedang berkayak atau camping, dan hujan lebat memaksa anda untuk meninggalkan tempat itu – jangan mencoba untuk menyeberangi arus banjir secara frontal. Upayakan untuk tetap berada di tepian arus dan menyeberang sedikit demi sedikit sambil mengikuti arus. Tetap waspada terhadap material bawaan banjir yang berbahaya, terutama yang tak terlihat.



HINDARI PERAIRAN YANG DINGIN... Anda tidak perlu khawatir tentang hipotermia jika anda berkayak di Indonesia yang temperature airnya di atas 28 derajat. Tapi jika anda terjatuh kedalam air, panas tubuh anda akan segera menurun, menyesuaikan dengan temperature air. Jika anda tidak segera di tolong (mungkin anda sedang berkayak sendirian, dan anda pingsan saat kayak anda terbalik), suhu tubuh anda akan terus menurun. Butuh energy yang besar untuk menghangatkan kembali tubuh anda. Jika anda tidak segera keluar (atau dikeluarkan) dari air, akibatnya bisa fatal. Usahakan berhentilah mendayung jika matahari sudah semakin turun. Jika anda terpaksa melakukannya, jangan melakukannya sendiri.  Jika anda harus menolong teman yang tercebur di air yang dingin, keringkan lalu hangatkan dia dengan selimut yang rapat, atau dengan body-to-body contact.    



BAWA AIR MINUM…. Meskipun kita berkegiatan di atas air, namun cuaca panas bisa menyebabkan masalah yang serius. Berbagai kondisi bisa menyebabkan anda dehidrasi dan kehilangan kemampuan untuk mengontrol akal sehat anda. Bawalah air minum yang cukup untuk perjalanan anda. Permukaan air terlihat sangat indah ditimpa sinar matahari, tetapi juga merupakan pemantul cahaya yang sempurna. Anda akan cepat merasa haus. Untuk itu, aturlah persediaan air anda supaya mencukupi untuk seluruh rangkaian perjalanan anda.   Kenalilah gejala dehidrasi dan lakukan sesuatu sebelum anda sendiri merasakan gejalanya.  





JIKA TERLEMPAR DARI KAYAK..Bersiaplah untuk terlempar dari kayak anda jika anda suka menjelajahi jeram. Jangan panic jika anda terlempar. Anda pasti terapung karena anda sudah memakai life jacket yang tepat untuk anda.  Usahakan tetap memegang kayak dan dorong ke arus yang lebih tenang. Anda sebaiknya tetap berada di belakang kayak dan berpegangan. Segeralah berenang ke pinggir sungai untuk memeriksa kerusakan dan memulai lagi pengarungan. 


JIKA KAYAK ANDA TERBALIK... Jangan panik. Pertama pastikan anda berada di perairan yang aman, tidak ada material sungai yang membahayakan di sekeliling anda. Tetap berada di dekat kayak, kecuali kayak anda terjepit pada material sungai yang berbahaya bagi keselamatan anda. Jika anda bisa berpegangan pada kayak, anda bisa mendorongnya ke sisi yang lebih tenang. Amankan dayung anda dan muatan lain yang penting, dan jangan mencoba berenang di arus yang deras. Mengapunglah dengan life jacket menghadap ke atas dengan kaki menghadap ke arah hilir. Sebaiknya pelajari cara membalikkan kayak anda di dalam air sebelum anda memutuskan untuk memulai suatu perjalanan.        


JIKA KAYAK TEMAN ANDA TERBALIK... Jika teman seperjalanan anda mengalami kecelakaan dan kayaknya terbalik, ingatlah….. orangnya dulu yang harus di selamatkan baru kayak dan peralatan lainnya. Jika dia terluka, segeralah dibawa menepi dan lakukan pertolongan pertama.  Kontrol arah kayak anda dengan hati-hati supaya anda tidak menabrak orang yang hendak anda tolong.  Jika mungkin, selamatkan perlengkapan penting lainnya yang hanyut dengan kayak anda. Yang paling utama, tetaplah tenang dan kembalikan rasa percaya diri teman anda supaya tetap bersemangat.




INGAT SELALU...!

Pakailah life jacket.

Berdiri dan bergerak dengan mendadak menurunkan keseimbangan kayak dan meningkatkan kemungkinan untuk terbalik. Jangan dilakukan...!

Perhatikan keselamatan anda dan teman seperjalanan anda selama berkayak.

Berlatih self-rescue sangat membantu keselamatan diri anda selama berkayak.

Jangan minum minuman beralkohol sebelum dan selama berkayak.

Pahami kemampuan anda dan kayak yang anda gunakan.

Buatlah perencanaan yang baik.

Pahami dasar-dasar survival.

Jangan berkayak sendirian dalam trek panjang.




Semoga berguna.
Selamat bertualang, dan ...... tetap cintai sungai....!



salam lestari,

KAYAKING JOGJA





(*Dari berbagai sumber)